Minggu, 27 April 2008

Ayah

Suatu ketika, ada seorang anak wanita yang bertanya kepada
Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat
Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai
berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk,
disertai suara batuk-batuknya.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa,
tetapi dia tetap saja penasaran, mengapa wajah Ayahnya
yang tadinya tampan menjadi berkerut-merut dan
badannya menjadi terbungkuk-bungkuk ?

Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi.
Di dalam impian itu seolah-olah dia mendengar
suara yang sangat lembut, namun jelas sekali.
Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata
suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa
kepenasarannya selama ini.


"Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai
pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga
dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan berusaha
untuk menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa
aman, teduh dan terlindungi."

"Ku-ciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk
membanting-tulang menghidupi seluruh keluarganya
dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk
melindungi seluruh keluarganya."

"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha
mencari sesuap nasi yang berasal dari tetes keringatnya
sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya
tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapat
cercaan dari anak-anaknya."

"Ku-berikan keperkasaan dan mental baja yang akan
membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya
dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari,
demi keluarganya dia merelakan badannya berbasah
kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan dihembus angin,
dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya,
dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua
orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil
dari jerih-payahnya."

"Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang
akan membuat dirinya selalu berusaha merawat
dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah,
walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan
dan kesakitan kerapkali menyerangnya."

"Ku-berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha
berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya,
didalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun
tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya,
melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang
telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat
dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan
perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila
saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya
agar selalu saling menyayangi dan saling mengasihi
sesama saudara."

"Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya
untuk memberikan pengertian dan kesadaran
terhadap anak-anaknya tentang saat kini dan saat
mendatang, walaupun seringkali ditentang bahkan
dilecehkan oleh anak-anaknya."

"Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya
untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan,
bahwa Isteri yang baik adalah Isteri yang setia
terhadap Suaminya, Isteri yang baik adalah Isteri
yang senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi
perjalanan hidup baik suka maupun duka,
walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji
setiap kesetiaan yang diberikan kepada Isteri, agar
tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi
serta saling menyayangi."

"Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti,
bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya
pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar
keluarganya bisa hidup didalam keluarga sakinah dan
badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa
sebagai Laki-laki yang bertanggung jawab terhadap
seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan
sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya,
keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya."

"Ku-berikan kepada Laki-laki tanggung-jawab penuh
sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga,
agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh
Laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung-jawab ini
adalah amanah di dunia dan akhirat."

Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari,
bersuci, berwudhu dan melakukan shalat malam hingga
menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik
Ayahnya yang sedang berdzikir, ketika Ayahnya
berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium
telapak tangan Ayahnya.

"Aku mendengar dan merasakan bebanmu, Ayah."

Rabu, 09 April 2008

HARI JADI JEPARA 459

JEPARA, pawai memperingati hari jadi jepara yang ke-459 th. 2008, hari ini kamis di kirapkan sebelumnya terhambat karena hujan mengguyur jepara pada jam 01.30. rencananya kirap di laksanakan agak awal karena hujan, di undur mulai jam 03.00 baru di laksanakan, dengan di meriahkan, dengan barongan, jaran kepang, pawai jaran, drumben, kreta kuda dan di meriahkan warga jepara yang. kegiatan rutin tahunan untuk prosesi ganti klambu di makam mantingan sebelum hari jadi jepara, ini peringatan hari jadi jepara tanggal 10 april, sesuai peraturan daerah tingkat II jepara nomor 9 tahun 1988 tentang penetapan hari jadi jepara.

Menurut catatan sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di desa Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran Hadiri. Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan mashur maka penetapan Hari Jadi Jepara yang mengambil waktu beliau dinobatkan sebagai penguasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini telah ditandai dengan Candra Sengkala “TRUS KARYA TATANING BUMI” atau terus bekerja keras membangun daerah.

Selasa, 08 April 2008

BenTenG pOrTugIs

Portuguese fortress in JeparaSalah satu obyek wisata andalan di Jepara adalah Benteng Portugis yang terletak di Desa Banyumanis Kecamatan Keling atau 45 km di sebelah utara Kota Jepara, dan untuk mencapainya tersedia sarana jalan aspal dan transportasi regular.

LOKASI

Dilihat dari sisi geografis benteng ini nampak sangat strategis untuk kepentingan militer khususnya zaman dahulu yang kemampuan tembakan meriamnya terbatas 2 s/d 3 km saja. Benteng ini dibangun di ats sebuah bukit batu di pinggir laut dan persis di depannya terhampargate of portuguese fortress Pulau mondoliko, sehingga praktis selat yang ada di depan benteng ini berada di bawah control Meriam Benteng sehingga akan berpengaruh pada pelayaran kapal dari Jepara ke Indonesia. ml-yonho.blogspot.com

Minggu, 06 April 2008

Riwayat Singkat Hari Jadi Jepara


Cetak E-mail
 Hari jadi Jepara telah ditetapkan tanggal 10 April 1549 berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat II Jepara Nomor 9 Tahun 1988, tentang Penetapan Hari Jadi Jepara. Adapun penetapan Peraturan Daerah ini mengacu pada tokoh putri Retno Kencono yang dinobatkan selaku pengausa Jepara dengan nama “NIMAS RATU KALINYAMAT”. Secara singkat tokoh wanita sejarah legendaries ini dapat diuraikan sebagai berikut : Setelah tewasnya Sultan Trenggono dari Kerajaan Demak dalam Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546, timbulnya geger perebutan tahta kerajaan Demak yang berakhir denangan tewasnya Pangeran Prawoto dari Demak, disusul Pangeran Hadiri dari Jepara dan Pangeran Aryo Penangsang dari Jipan Panolan.

Setelah berakhirnya kemelut ini tampillah Ratu Kalinyamat penguasa di Jepara dan Pangeran Hadiwijaya di Pajang pada tahun 1549. Adapun identitas kedua tokoh ini yaitu Ratu Kalinyamat adalah putri kandung dari Sultan Trenggono sedangkan Pangeran Hadiwijaya adalah putra menantu Sultan Trenggono pula.

Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat, Jepara berkembang pesat menjadi Bandar Niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani eksport import. Disamping itu juga menjadi Pangkalan Angkatan Laut yang telah dirintis sejak masa Kerajaan Demak.

Sebagai seorang penguasa Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena keberadaan Jepara kala itu sebagai Bandar Niaga yang ramai, Ratu Kalinyamat dikenal mempunyai jiwa patriotisme anti penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke Malaka guna menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574. Adalah tidak berlebihan jika orang Portugis saat itu menyebut sang Ratu sebagai “RAINHA DE JEPARA”SENORA DE RICA”, yang artinya Raja Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya.

Serangan sang Ratu yang gagah berani ini melibatkan hamper 40 buah kapal yang berisikan lebih kurang 5.000 orang prajurit. Namun serangan ini gagal, ketika prajurit Kalinyamat ini melakukan serangan darat dalam upaya mengepung benteng pertahanan Portugis di Malaka, tentara Portugis dengan persenjataan lengkap berhasil mematahkan kepungan tentara Kalinyamat.

Namun semangat Patriotisme sang Ratu tidak pernah luntur dan gentar menghadapi penjajah bangsa Portugis, yang di abad 16 itu sedang dalam puncak kejayaan dan diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia.

Dua puluh empat tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu Kalinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal diantaranya 80 buah kapal jung besar berawak 15.000 orang prajurit pilihan. Pengiriman armada militer kedua ini di pimpin oleh panglima terpenting dalam kerajaan yang disebut orang Portugis sebagai “QUILIMO”.

Walaupun akhirnya perang kedua ini yang berlangsung berbulan-bulan tentara Kalinyamat juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, namun telah membuat Portugis takut dan jera berhadapan dengan Raja Jepara ini, terbukti dengan bebasnya Pulau Jawa dari Penjajahan Portugis di abad 16 itu.

Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka komplek kuburan yang di sebut sebagai Makam Tentara Jawa. Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat ini juga sangat berjasa dalam membudayakan SENI UKIR yang sekarang ini jadi andalan utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit dengan seni ukir Patih Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina.

Menurut catatan sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di desa Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran Hadiri. Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan mashur maka penetapan Hari Jadi Jepara yang mengambil waktu beliau dinobatkan sebagai penguasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini telah ditandai dengan Candra Sengkala “TRUS KARYA TATANING BUMI” atau terus bekerja keras membangun daerah.

Berikutnya >

Selasa, 01 April 2008

sEpuTar jEpaRa

NAMANYA tersohor sebagai teluk berpelabuhan indah. Penulis Suma Oriental yang singgah, Tom Pires, sempat memuji sebagai tempat labuh terbaik dari sekian banyak yang dikunjungi selama perjalanannya di abad ke-16. Penulis asal Portugis ini mengatakan, pelabuhan tersebut dalam keadaan paling baik dan setiap orang yang akan pergi ke Jawa dan Maluku akan mampir.

TAHUN 1726, seorang ahli sejarah, Domine Francois Valentijn menyimpulkan, Jepara merupakan pelabuhan bagi pedagang kecil di awal berdirinya. Dengan kondisi geografis di pesisir pantai, daerah ini sangat mungkin mengawali sejarahnya sebagai bandar perdagangan berskala kecil.

Putaran roda aktivitas jual beli terus melaju. Bahkan, perdagangan telah menjadi tiang penyangga utama struktur perekonomian wilayah berstatus administrasi kabupaten ini, paling tidak selama enam tahun terakhir (1996-2001). Tak kurang 22 persen dari nilai total perekonomian disumbang oleh kegiatan tersier ini.

Skala niaga yang ada pun beragam, mulai dari eceran hingga ekspor ke mancanegara. Meski hanya memiliki pelabuhan untuk nelayan dan penyeberangan ke Kepulauan Karimunjawa, pengiriman barang ke negara lain terlaksana lewat Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Tanjung Perak di Surabaya, bahkan melalui Tanjung Priok di Jakarta.

Komoditas yang disalurkan ke luar negeri sebagian besar adalah produk usaha industri, terutama mebel. Tak kurang dari 3.500 unit usaha pengolahan berbahan baku kayu beroperasi di kabupaten ini, mampu menyerap kira-kira 57.000 tenaga kerja-termasuk yang merangkap menjadi petani di musim tanam-di tahun 2001. Investasi yang ditanam terus meningkat, hampir 48 persen per tahun selama kurun 1998-2001. Berbagai model mebel senilai 153 juta dollar AS dikirim ke 68 negara.

Tak dapat dipungkiri bila industri perabot serta kelengkapan rumah tangga dari kayu ini menjadi jantung kegiatan ekonomi sekunder. Nilai yang dihasilkan pun nyaris separuh (48,45 persen) dari nilai total produksi kegiatan industri. Usaha ini tersebar di Kecamatan Kedung, Welahan, Batealit, Jepara, Mlonggo, Bangsri, Pecangaan, Mayong, dan Keling. Sepanjang jalan raya di Kecamatan Tahunan yang menuju Kecamatan Jepara berderet ruang pamer mebel di sisi kiri dan kanan.

Industri berskala kecil pun seakan tak mau kalah dengan industri mebel yang mayoritas berlabel industri besar atau sedang. Usaha pengolahan monel yang berbentuk perhiasan berwarna keperakan berjumlah 124 unit di Kecamatan Pecangaan dan Kalinyamatan mengapalkan produknya ke Australia. Tak hanya itu, industri genteng di Kecamatan Mayong pun mampu memasarkan produknya ke Malaysia.

Hasil industri kecil kerajinan lain umumnya dijual ke luar daerah. Sekitar 90 persen tenun ikat troso yang diproduksi oleh 114 unit usaha di Kecamatan Pecangaan dan Kedung dikirim ke Bali. Bahan baku industri ini dibeli dari luar Jepara, antara lain Solo, Bandung, dan Garut.

Anyaman rotan berwujud keranjang paket dan tutup lampu yang dikerjakan oleh 325 unit usaha juga disalurkan ke kota-kota besar. Dengan rotan dari Surabaya dan Cirebon, usaha di Kecamatan Welahan, Tahunan, dan Jepara ini menyerap sekitar 1.900 tenaga kerja. Tak ketinggalan, industri pakaian jadi di Kecamatan Pecangaan, Kalinyamatan, Nalumsari, dan Mayong menjual produknya ke Pasar Kliwon di Kudus, Tanah Abang di DKI Jakarta, Banyuwangi, bahkan hingga Papua.

Berbagai usaha industri itu sebagian besar lebih terkonsentrasi di Jepara bagian selatan. Di belahan utara, lahan lebih didominasi oleh budi daya perkebunan, kehutanan, serta pertanian tanaman pangan. Karet yang ditanam sekaligus dicetak dalam bentuk lembaran di Perkebunan Beji, Kecamatan Kembang diekspor ke Amerika Serikat, Hongkong, Taiwan, Jepang, Singapura, Malaysia, Rusia, dan negara-negara di Eropa. Nilai ekspornya sekitar 836.000 dollar AS. Kapuk dari pohon randu dikirim ke mancanegara dengan nilai 351.000 dollar AS. Hasil pertanian lain yang laku di pasaran internasional adalah biji cokelat. Hasil budi daya di Kecamatan Keling ini dikapalkan ke Belanda, Singapura, Swiss, dan Thailand.

Sayangnya, pengembangan kegiatan perkebunan terhambat oleh laju aktivitas industri. Giuran upah yang tinggi membuat tenaga kerja memilih menjadi buruh industri. Hanya menghaluskan kayu ukiran, Rp 20.000 per hari ada di kantong. Tak perlu berpanas-panas dan mengeluarkan cucuran peluh di tengah kebun atau ladang. Tak heran, mencari buruh perkebunan saat ini lebih sulit dibanding beberapa tahun lalu.

Tak hanya produk perkebunan yang laku, tanaman pangan pun punya komoditas unggulan. Kacang tanah diminati oleh industri makanan. Kira-kira 40 persen hasil panen diserap pabrik kacang Garuda dan Dua Kelinci di Kabupaten Pati. Meski demikian, sejauh ini belum ada niat pemerintah kabupaten maupun investor membangun pabrik kacang di daerah sendiri. Menjadi pemasok bagi perusahaan kacang sudah cukup untuk saat ini.

Meski dihantui penurunan jumlah petani dan makin terkonversinya lahan persawahan karena desakan industri, niat menjadikan usaha primer ini sebagai andalan tetap dikuatkan. Pemerintah Kabupaten Jepara mencanangkan Gema Kartini (Gerakan Bersama Menuju Petani Mandiri) tahun 2003. Target awal, meningkatkan produktivitas padi setengah ton per hektar. Bila berhasil, gerakan ini akan diteruskan untuk palawija dan hortikultura.

Perikanan patut terus dikembangkan. Saat ini, ada 12 tempat pelelangan ikan-termasuk di Karimunjawa. Sekitar 8.500 nelayan, termasuk juragan dan pekerjanya, menangkap 1.775 ton hasil laut senilai hampir Rp 8 milyar pada tahun 2001. Budi daya air payau/tambak dan penangkapan ikan air tawar di perairan umum menghasilkan masing-masing 2,700 ton dan 1,500 ton.