Kamis, 20 November 2008

caNdi bUbar


Istilah nama Candi bubar tepatnya di desa tempur kecamatan keling kabupaten jepara, candi bubar di salah satu anak gunung muria, Kabut tebal menutupi sebagian anak gunung muria di wilayah perbatasan Jepara, Pati, dan Kudus.
Hawa dingin sangat menusuk tulang, dan hamparan semak-semak pinus, ribuan pohon peranakan, di tengah rimba, tebing-tebing, jalan setapak, menemani perjalanan Ekspedisi Candi Angin.
Tempur tidak hanya menyajikan panorama alam indah, belasan peninggalan sejarah tercecer dan menjadi khazanah dibalik desa ini, pada tahun 2004 Badan Arkeologi Nasional (Arkenas) meneliti kawasan tempur dan sekitarnya, banyak peninggalan hindu di masa majapahit, salah satunya adalah candi angin, candi tercecer di dua titik, masing-masing candi angin lor yang kerap disebut candin bubar dan candi angin kidul. candi angin berbentuk susunan bebatuan yang terpisah-pisah. Dukuh duplak, Desa tempur juga ditemukan petirtaan. jalan menuju petirtaan cukup curam dan dilapisi batu pipih, petirtaan ini berbentuk persegi empat dengan panjang 5,70 m, lebar 3,65 m, dengan kedalaman 90 cm, warga setempat menemukan saat mencangkul di kawasan itu sekitar 150 m arah utara petirtaan terdapat batu alam berlubang panjang 350 cm, tebal 140 cm, tinggi 90 cm sebuah prasasti perunggu tertuliskan huruf jawa juga masih disimpan oleh warga setempat. menyebut prasast itu ada pada masa pemerintahan Sri Maharaja Rakai Watukara Diyah Belitung (898-910M)