
     Tahun baru, sebentar lagi kita akan menghadapi tahun 2009 Masehi atau 1430 H.  Keduanya (Hijriah dan Masehi) memang sangat berdekatan untuk tahun ini. Banyak kaum muslimin yang bersiap-siap menyambut tahun baru ini dengan berlibur ke suatu tempat, nonton konser musik, nonton tv bersama-sama, bakar jagung sambil ngobrol, pergi ke tepi laut lalu ngelamun sambil memandang laut, begadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup terompet pada detik-detik memasuki tahun baru, wayang semalam suntuk, dll
Bahkan ada yang lebih parah lagi, tahun baru dijadikan oleh pemuda-pemudi sebagian ajang untuk berbuat mesum, berduaan, berpelukan dan lain-lainnya, sunggung sangat menyedihkan. Tidak lupa pula beberapa umat Islam yang merayakan tahun baru dengan berdzikir berjamaah, Istighosah berjamaah, dll. Itulah beberapa contoh yang manusia lakukan dalam menyambut tahun baru.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, awal tahun baru 2009 akan terlambat satu detik. Sejumlah ilmuwan yang selama ini peduli terhadap standardisasi waktu di seluruh dunia telah sepakat menambah satu detik di akhir tahun 2008.Penambahan ini untuk memastikan dunia tetap tepat waktu. Rotasi Bumi sebagai standar 24 jam masih digunakan dalam penentuan waktu di jam. Padahal, rotasi Bumi dari waktu ke waktu mengalami keterlambatan. Pencairan es di kutub, aktivitas inti Bumi, gelombang laut, dan efek gravitasi Matahari dan Bulan membuat poros rotasi berubah-ubah dan mengalami perlambatan 2 milidetik setiap hari.
Sementara standar waktu yang presisi kini digunakan berdasarkan waktu luruh atom cesium yang hanya terlambat satu detik dalam 200 juta tahun. Akibat perbedaan ini menyebabkan tampilan jam atom harus disesuaikan dengan jam berdasarkan rotasi Bumi.
Tambahan detik yang diatur lembaga standardisasi waktu dunia International Rotation and Reference Systems Service akan dilakukan secara resmi pada malam tahun baru di Greenwich, Inggris. Greenwich selama ini menjadi referensi jam di seluruh dunia dengan sebutan GMT (Greenwich Mean Time) atau Coordinated Universal Time (UTC).
Secara teknis, pada malam tahun baru akan ditambahkan hitungan 23.59.60 sebelum berubah menjadi 00.00.00 memasuki 1 Januari 2009. Sebanyak 200 jam atom yang tersebar di 50 laboratorium di seluruh dunia akan menyesuaikan dengan perubahan ini.
Detik tambahan yang sering disebut Leap Second ini bukan kali pertama dilakukan. Sejak standardisasi waktu dunia disepakati tahun 1972 telah dilakukan 24 kali.
Meski seolah tahun 2009 terlambat satu detik, sebenarnya justru maju beberapa milidetik. Sebab, saat ini jam atom terlambat 0,6 detik sehingga penambahan satu detik membuat waktu Bumi 0,4 detik lebih dulu. Maju atau mundur, perayaan tahun baru tetap saja yang paling ditunggu-tunggu.




Di antara 18 kontestan Indonesia Super League (ISL), Persijap Jepara merupakan salah satu tim yang paling beruntung karena menempati “rumah baru” yang menjadi home base mereka yaitu Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK). Stadion berkapasitas 20 ribu penonton dan terletak di pesisir Laut Jawa tersebut baru saja rampung bulan Juli ini dan sudah siap  menjadi stadion baru kebanggaan Jet  Man, Banaspati dan publik sepakbola Jepara .



Salah satu obyek wisata andalan di Jepara adalah Benteng Portugis yang terletak di Desa Banyumanis Kecamatan Keling atau 45 km di sebelah utara Kota Jepara, dan untuk mencapainya tersedia sarana jalan aspal dan transportasi regular. 
 Pulau mondoliko, sehingga praktis selat yang ada di depan benteng ini berada di bawah control Meriam Benteng sehingga akan berpengaruh pada pelayaran kapal dari Jepara ke Indonesia. ml-yonho.blogspot.com


Hari jadi Jepara telah ditetapkan tanggal 10 April 1549 berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat II Jepara Nomor 9 Tahun 1988, tentang Penetapan Hari Jadi Jepara. Adapun penetapan Peraturan Daerah ini mengacu pada tokoh putri Retno Kencono yang dinobatkan selaku pengausa Jepara dengan nama “NIMAS RATU KALINYAMAT”. Secara singkat tokoh wanita sejarah legendaries ini dapat diuraikan sebagai berikut : Setelah tewasnya Sultan Trenggono dari Kerajaan Demak dalam Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546, timbulnya geger perebutan tahta kerajaan Demak yang berakhir denangan tewasnya Pangeran Prawoto dari Demak, disusul Pangeran Hadiri dari Jepara dan Pangeran Aryo Penangsang dari Jipan Panolan. 







